Garuda Siap Terbuka Membahas Gaji Pilot

Manajemen Garuda mengaku terbuka untuk melanjutkan pembahasan dengan Asosiasi Pilot Garuda (APG) terkait pengembangan sistem kompensasi dan remunerasi. Namun hingga saat ini kedua belah pihak belum mencapai kata sepakat.

Dalam keterangan persnya, VP Corporate Communications Garuda Indonesia Pujobroto mengatakan dalam pertemuan tanggal 19 Agustus disepakati empat hal yang menjadi bahan pembahasan selanjutnya, yaitu pertama, tidak ada kesenjangan penghasilan antara pilot asing dan pilot pegawai Garuda. Kedua, penghargaan masa kerja ditambahkan kembali untuk masa kerja di atas 25 tahun, dan dilakukan secara proporsional. Ketiga, peninjauan kembali production allowance dan service allowance, dan keempat, perbaikan komunikasi.

"Pembahasan antara manajemen Garuda dan belum APG mengalami deadlock." ujarnya di Jakarta, Selasa 6 September 2011.

Dalam pembahasan tanggal 25 Agustus 2011 manajemen menyampaikan beberapa alternatif untuk "membangun sistem kompensasi dan remunerasi penerbang dengan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif melalui : mendorong talent yang baik tetap di Garuda, memberikan penghargaan berdasarkan kinerja, penghargaan senioritas melalui masa kerja, bonus dan pilihan pengelolaan benefits (uang kesehatan, uang pra pensiun, uang pensiun dll) dikelola karyawan sendiri atau perusahaan dan beberapa alternatif lainnya.

Namun demikian, pada pertemuan lanjutan tanggal 26 Agustus, presiden APG, Capt Stephanus menyampaikan bahwa pembangunan sistem kompensasi dan remunerasi tersebut akan memerlukan waktu yang panjang. Yang bersangkutan meminta diberlakukannya sistem penggajian penerbang dari 17 tingkatan (yang berlaku saat ini) menjadi 10 layers. Stephanus lalu meninggalkan ruangan pertemuan dengan meninggalkan manajemen dan pengurus APG lainnya.

Garuda menjelaskan pada 2008, Garuda telah menaikkan penghasilan penerbang close to market (mendekati harga pasar), dan pada bulan Juni 2011 yang lalu Garuda juga menaikkan penghasilan pilot (fixed income dan production allowance), sehingga perusahaan menambah anggaran sebesar Rp112 miliar/tahun.

Apabila sistem dari 17 menjadi 10 tingkatan tersebut diterapkan, maka sistem ini tidak memberikan perbaikan sistem pengembangan profesi dan kompensasi secara sistematik, dan perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya lagi sebesar Rp68,9 miliar/tahun, sehingga total tambahan pengeluaran perusahaan untuk kenaikan penghasilan penerbang secara keseluruhan menjadi Rp180,9 milyar/tahun.

Hal itu selain tidak mungkin ditanggung oleh Garuda yang saat ini masih terus dalam proses perbaikan, juga akan mengganggu sistem pengembangan SDM Garuda secara keseluruhan. Sistem tersebut juga tidak sesuai dengan konsep remunerasi perusahaan, "MMC" - yaitu : meritocracy (berdasarkan kinerja), market price (sesuai pasar) , dan company's capability (disesuaikan dengan kemampuan perusahaan).

"Dalam kaitan dengan pembahasan yang dilaksanakan, hingga saat ini manajemen Garuda selalu terbuka untuk melanjutkan pembahasan bersama APG" ujar Pujobroto. (sj)

Related Posts:

0 Response to "Garuda Siap Terbuka Membahas Gaji Pilot"

Post a Comment

Terima Kasih Telah berkunjung :-)