Siklus Iklim El Nino Bisa PicuPerang Saudara

WASHINGTON - Hasil studi
terbaru Columbia University
mengungkapkan siklus iklim El
Nino bisa jadi memicu konflik
yang terjadi di seluruh penjuru
dunia.
Menurut studi tersebut,
kedatangan siklus itu setiap tiga
hingga tujuh tahun sekali
mampu meningkatkan risiko
perang saudara di sekira 90
negara tropis yang langsung
terkena dampak El Nino. Selain
itu, El Nino pun disinyalir
sebagai penyebab terjadinya
seperlima konflik dunia selama
50 tahun terakhir. Demikian
dilansir TG Daily, Rabu
(31/8/2011).
Iklim memang kerap
dihubungkan dengan sejumlah
konflik di masa lalu. Namun ini
merupakan studi pertama yang
mempelajari apakah keterkaitan
itu masih relevan di masa
sekarang.
"Hal terpenting adalah bahwa
studi ini mengamati masa
modern dan dilakukan dalam
skala global," ujar Solomon M
Hsiang dari Earth Institute di
Columbia University.
"Studi ini memperlihatkan pola
sistematis tentang bagaimana
iklim global mempengaruhi
konflik, dan hal itu terlihat saat
ini," tambahnya.
Siklus El Nino Oscillation (ENSO)
adalah periode di mana
Samudera Pasifik menghangat
atau menjadi lebih sejuk. ENSO
mempengaruhi pola cuaca di
penjuru Afrika, Timur Tengah,
India, Asia Tenggara, Australia
dan Amerika. Setidaknya
terdapat 50 persen populasi
dunia yang tinggal di wilayah
itu.
Di masa sejuk (La Nina), curah
hujan di area itu cenderung
tinggi. Sementara di masa
hangat (El Nino), temperatur
tanah meningkat dan hujan pun
berkurang di negara-negara
yang paling terpengaruh.
Bahkan, iklim itu bisa
mengakibatkan cuaca panas
yang ekstrem serta kekeringan
yang berlangsung hingga
bertahun-tahun.
Ilmuwan Columbia University
mengamati fenomena ENSO
sejak 1950 hingga 2004 dan
menghubungkannya dengan
konflik yang membunuh lebih
dari 25 jiwa pada tahun yang
bersangkutan. Data itu
menyertakan 175 negara dan
234 konflik, di mana lebih dari
setengahnya mengakibatkan
sekira 1.000 konflik yang
memakan korban jiwa.
Hasil pengamatan itu
menunjukkan bahwa di masa
La Nina, peluang pecahnya
konflik hanyalah tiga persen.
Namun angka itu naik menjadi
enam persen ketika memasuki
masa El Nino. Sedangkan
negara-negara yang tidak
dipengaruhi oleh siklus ENSO
mencatat angka dua persen,
tidak peduli apakah siklus itu
memasuki masa La Nina atau El
Nino.
Secara keseluruhan, tim peneliti
menemukan bahwa El Nino
kemungkinan besar berperan
dalam 21 persen konflik
saudara di berbagai belahan
dunia, serta 30 persen konflik
yang terjadi di negara-negara
yang terpengaruh oleh El Nino.
Mark Cane dari Lamont-Doherty
Earth Observatory Columbia
menjelaskan bahwa penemuan
itu membuktikan adanya
keterkaitan siklus ENSO dengan
berapa sering masyarakat
terlibat konflik.
Salah satu contohnya adalah
ketika iklim El Nino
menghancurkan pertanian di
dataran tinggi Peru pada 1982.
Tidak lama setelah itu, terjadi
serangan gerilya dari gerakan
Shining Path yang mengawali
perang saudara selama 20
tahun.
Meski demikian, tidak semua
orang setuju dengan analisa
tersebut. Salah satunya adalah
Halvard Buhaug dari Peace
Research Institute Oslo di
Norwegia.
"Studi ini tidak bisa
memberikan pengetahuan lebih
dalam tentang apa yang
menyebabkan konflik tersebut,
karena tidak ada usaha untuk
melaporkan hubungan antara
siklus ENSO dengan risiko
konflik," ketusnya.
"Korelasi tanpa penjelasan
hanya bisa mengakibatkan
spekulasi," tutup Buhaug.
(van)

Related Posts:

0 Response to "Siklus Iklim El Nino Bisa PicuPerang Saudara"

Post a Comment

Terima Kasih Telah berkunjung :-)